Saat kami melangkah masuk ke tampat pemotretan – lapangan basket indoor di Shanghai, seorang pemuda berbusana putih berlari, lalu berhenti tepat di luar perimeter 3-point, mengarahkan lemparannya, dengan luwes mengangkat kedua tangannya dan melakukan jump-shot, masuk dengan halus. Reaksi pertama para penonton itu satu – “Siapa itu? Sangat bersemangat.” Siapa lagi? Tentu Kris Wu.
Saat pemotretan, kami mengetahui bahwa Kris Wu sangat mencintai basket. Meskipun ia berbusana tuxedo rapi ataupun trench coat, ia terlihat apik di kamera sambil men-dribble bola, dari tangan kiri ke tangan kanan dengan mudahnya, menyelesaikan pemotretan untuk tiap set tak lebih dari 10 menit, sungguh mencerminkan pesona dan kemampuannya. Tak hanya tangannya yang tak meninggalkan bola selama pemotretan, saat wawancara tentang basket, ia dengan spontan menjawab layaknya seorang juru bicara, “Basket menguatkan tubuh, meningkatkan rasa percaya diri, dan menumbuhkan kemampuan bekerja sama, tidakkah itu luar biasa?” Pada hari itu pula, ia membuat sebuah peraturan; setelah selesai pemotreatan untuk satu set, ia harus memsaukkkan satu basket, baru berganti baju untuk set selanjutnya… “Meski sudah malam, selama ada waktu senjang saat bekerja, aku akan membawa bola basket untuk berlatih, akan kubawa kemanapun pergi, dan menaruhnya di samping tempat tidurku saat aku tidur.”
Ia mengerahkan segala yang ia punya, karena tak lama setelah wawancara, Kris Wu akan bertolak ke Toronto untuk ikut berpartisipasi di NBA All Star Weekend Celebrity Game, dengan tracy McGrady dan Rick Fox dalam timnya. Tentang pertandingan ini, Kris Wu terlihat sangat senang, “Mampu pergi ke NBA untuk bermain kali ini benar-benar adalah sebuah mimpi yang menjadi kenyataan. Aku tidak pernah terbayang dengan menjadi aktor dan penyanyi, aku bisa mewujudkan mimpiku tentang basket yang telah kumiliki sejak lama, dan aku merasa sangat, sangat senang.” Pertandingan tersebut berkenaan dengan perayaan Tahun Baru Imlek, yang berarti ia tidak bisa kembali bertemu dengan keluarganya. Meskipun begitu, ia melihat sisi positifnya, “Untuk aku mampu menyempatkan waktu untuk basket itu cukup berarti. Keluarga, teman-teman dan timku, semuanya senang karenanya!” Seberapa senangnya ia, ia tetap merasa ada tekanan. “Ada banyak bintang-bintang NBA, mereka semua sangat terlatih. Dan ada perasaan bahwa aku mewakilkan kami, orang-orang Tiongkok, aku merasa aku harus bekerja lebih keras.”
Grazia bisa menjamin bahwa Kris Wu tidaklah membual, karena sejak awal Desember lalu, demi melatih kemampuan basketnya, ia menaikkan berat badannya sebanyak 10 kg, agar ia tidak terpental keluar lapangan, tidak peduli dengan imejnya. Ia juga meningkatkan latihannya, “Sudah lama aku tidak latihan, jadi kemampuanku banyak merosot. Kadang aku juga melatih kekuatanku di gym.” Lalu tentang semua basket yang ia capai, “Insting tentang bola itu sangat penting di pertandingan. Untuk sekarang, aku akan latihan shooting kapanpun aku bisa, hahaha.” Apakah ia merasa ia harus menang jika ia sebegitu kerasnya berlatih? “Bukan itu intinya, menang atau kalah itu tidak penting. Tentu, menang itu lebih baik. Aku berharap pelatih akan memberiku waktu di lapangan lebih lama, atau aku bisa memberi Tracy McGrady lebih banyak assist, agar ia bisa mencetak poin lebih banyak.” Jadi, sudahkah ia ngobrol denganorang-orang di timnya? “Tidak ada waktu untuk itu, semuanya sibuk, tapi sebelum pertandingan akan ada waktu pemanasan, untuk kami mengenal satu sama lain. Terkecuali beberapa selebriti, aku lebih familiar dengan gaya bermain Tracy McGrady dan bintang-bintang basket lainnya.”
Bulan lalu, Kris Wu menyatakan ia memiliki projek amal tentang basket, Extraordinary Honor Court, yang bertujuan untuk memberi anak-anak kurang mampu yang menyukai basket lapangan-lapangan basket yang lebih baik. Saat berbicara tentang hal ini, ia sangat-sangat serius. “Melakukan projek amal adalah hal yang sudah lama aku rencanakan, sebagai figur publik, aku harus melakukan yang terbaik untuk membantu lebih banyak orang. Ada banyak anak-anak kurang mampu yang ingin lapangan basket yang lebih baik, yang ingin kondisi bermain yang lebih baik pula, dan inilah bantuan yang mereka butuhkan.” Dan alasan mengapa ia memilih basket di langkah pertamanya melakukan amal itu sangat sederhana – Passion. “Aku mencintai basket dengan sangat, jadi aku percaya aku bisa bekerja keras di bidang ini, dan aku sangat antusias untuk bisa melaksanakannya dengan baik.”
“Passion” – Kata ini telah diangkat oleh Kris Wu tak hanya sekali hari itu. “Musik adalah ekspresiku. Aku bertekad untuk bernyanyi di panggung dan berinteraksi denga fans, aku sangat antusias dengan hal itu.” “Menjadi aktor juga adalah bentuk ekspresiku. Terutama saat berusaha membentuk karakter, lalu saat karakter tersebut berhasil untuk dibawa ke dunia nyata di layar lebar, ada perasaan bangga atas hal itu.” “Melakukan hal-hal berkaitan dengan fesyen adalah keinginanku sendiri. Misalnya, untuk mendapat teman-teman baru, atau memperlihatkan berbagai sisi yang kupunya.” Ia bahkan mengatakan seluruh kekuatannya telah tertuju padanya, “Sebenarnya ada banyak hal yang sedang kukerjakan, jadwalku sampai sudah sanga padat. Jujur, akan ada saat di mana aku sangat lelah, dan tanpa passion, tentu akan sangat sulit untuk terus maju. Tapi, jika aku benar-benar menyukainya, aku bisa bilang pada diriku sendiri untuk terus berusaha.”
“Tapi aku tidak sebegitu suka mencanangkan gol spesifik untukku, misalnya mendapatkan suatu penghargaan atau semacamnya. Ada banyak hal yang ingin aku lakukan dan jika aku seperti itu, aku menyulitkan diriku sendiri, aku takut hal itu akan merusak antusismeku. Aku hanya berharap untuk bisa selalu menjalani tugas-tugas harianku sebaik yang kubisa, mengerahkan 100%-ku untuk setiap hal yang kulakukan.” Ya. Dan hasil jerih payahnya telah tiba – kami beritahu sebuah rahasia, Kris Wu bilang hal yang paling membuatnya bahagia akhir-akhir ini adalah “Ada orang-orang yang menjadi fans karena lakonku, karena Xiao Fei. Benar, aku juga mendapat surat dari orang-orang yang mengatakan bahwa mereka menyukai cara berpakaianku.” Hingga saat ini, ia tiba-tiba berganti persona jadi 4D, memukul pahanya dan tertawa, “Lihat, sekarang aku punya fans untuk musikku, fans untuk film-filmku, fans faseyn-ku, dan fans untuk kemampuan basketku.”
Tentang fokusnya untuk tahun baru, ia mengernyitkan alisnya, “Sekarang aku punya banyak identitias, penyanyi, aktor, model, bekerja untuk projek amal…” setelah berpikir setelah beberapa saat, ia meneruskan, “Di waktu yang akan datang, aku masih belum tahu apalagi yang akan kulakukan, mungkin akan ada kejutan lainnya, bahkan hal-hal yang belum pernah kupikirkan sebelumnya, karena ada kemungkinan yang tidak berujung di masa depan. Tidak ada yang bisa yakin. Suatu hari aku mungkin jadi seorang director, siapa tahu?”
Sebagai penutup, ia mengatakan sebuah kalimat penuh dengan kebijaksanaan, “Ambil semua kesempatan saat kamu muda dan penuh tenaga untuk melakukan hal-hal yang kamu sukai, jangan berikan dirimu kesempatan untuk menyesal!” Continue reading →